SE: ketika diam itu pilihan namun pergi adalah keharusan
Duniaku yang tenggelam dengan jejak hidup masa lalu yang hitam pekat, hingga setitik cahaya itu mengitari ruang kegelapan di persangga relung hati, tanpa sadar aku terbawa olehnya. Hingga kutahu sumber cahaya itu menuntunku pada dirimu. Seketika hati ini menyadari, perasaan yang mencuak penuh tanda tanya kembali. Apakah hatiku mulai menerima kata “cinta” itu lagi. Apakah aku hanya terbual pada ilusi kosong seperti dulu, lagi. Apakah cahaya itu mehempaskanku ke dasar jurang yang gelap itu, lagi. Lagi,lagi, lagi, seakan kata itu sudah menjadi siklus pada cerita hidupku. Seketika, diriku mulai berbual dengan kata “aku tidak mencintainya”, sungguh sebuah kebohongan sejati. Apakah kau ingin tahu, kian hari tanpa kehadiranmu melipu dalam kerinduan dan gelisah menyeruak dikala keramaian. Ada kenangan singkat Terpampang megah di sanu bari.
Salahkah jika aku mencintaimu ? merasakan senyum
bahagiamu adalah hal yang membahagiakan pula untukku. Sesuatu yang tidak terlihat namun
jika kau ingin merasakannya maka sesuatu itu menjadi nyata. Kata yang tepat
jikalau kau belajar dalam menerima. Namun, mana kau tahu. sebab, Diamku menjadi hambatan dalam
memberi. Tidak, bukan berarti aku menyukai hal ini, karena diam- diam aku
mengiris lukaku dengan hadirnya sesuatu yang tidak akan pernah menjadi nyata, diam-diam
rindu ini begitu menyesakkan. Jikalau kau tahu, Aku diam-diam melihatmu,
tersenyum, dan selalu begitu. Takada ruang lain yang dapat kutatap tanpa sosokmu. Bayanganmu mengikutiku seakan itu sudah takdirku.
Aku membisu. Kamu menaruh rasa pada orang lain, rasa
yang sama seperti yang kurasa. Tak mengapa. Aku tahu ini akan terjadi dan aku
akan belajar cara melepaskan. Kamu adalah orang yang baik dan kau bebas memilih
perempuan yang terbaik menurut versimu, yang pasti itu bukanlah aku. Aku turut
berbahagia untukmu, kesedihan ini biar aku yang rasa. Aku mundur dengan
perlahan, biarkan ini menjadi kenangan sedih, lagi. Namun jiwaku menjadi
bimbang, secercah harapan masih terngiang di benakku. Benar kata orang, cinta
itu membuat seseorang menjadi bodoh dan aku telah melakukan hal bodoh itu,
lagi. Aku pergi dengan luka yang sama, lagi.
**
Ada pelajaran dari masa lalu ketika aku ataupun kamu belajar
dalam mencintai diam-diam, tanpa sadar
kamu menerima resiko yang bisajadi menyakitkan untuk dirimu sendiri. Akan
tetapi, jika itu sungguh sangat menyiksa dirimu, berhentilah mengejarnya.
Karena, jikalau dia mencintaimu dia tidak akan menyiksamu begitu jauh. mundur
dan melangkah pergi adalah pilihan tepat. Percayalah, melepaskan adalah pilihan terbaik!
Komentar
Posting Komentar